Friday, August 3, 2012
Penebang Kayu
Seorang pedagang kayu menerima lamaran kerja seorang pekerja
untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja
yang bakal diterima sangat baik, maka si calon penebang pohon itu pun bertekad
untuk bekerja sebaik mungkin.
Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan
menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah
ditentukan kepada si penebang pohon.
Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang
pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan
memberikan pujian dengan tulus, "Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya
sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang
sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu."
Termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si
penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7
batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap
tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit
pohon yang berhasil dirobohkan.
"Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan
kekuatanku, bagaimana aku dapat mempertanggungjawab kan hasil kerjaku kepada
majikan?" pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala
tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang
kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.
Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, "Kapan
terakhir kamu mengasah kapak?"
"Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu, saya
sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat
tenaga," kata si penebang.
"Nah, itulah masalahnya. Ingatkah pada hari pertama
kamu bekerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon
dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama,
menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya
semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk
mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil
yang maksimal."
"Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali
bekerja!" perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukkan kepala dan
mengucap terima kasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai
mengasah kapak.
Have a BALANCE LIFE between work and rest... enjoy your life
with family & God
0 comments:
Post a Comment