Ketika melintasi Samudera Atlantik di atas kapal pesiar besar, pendeta F.B. Meyer diminta untuk berkhotbah di hadapan para penumpang kelas satu. Atas permintaan kapten kapal, ia berbicara dengan topik “Doa yang Dijawab“.
Seorang agnostik yang juga berada di antara penumpang kelas satu itu telah ditanya oleh teman-temannya, “Apa pendapatmu tentang khotbah Dr. Meyer itu?”
Ia menjawab, “Aku sama sekali tidak percaya sedikitpun!”
Di sore harinya, Meyerpun berbicara kepada penumpang kelas geladak. Di antara pendengar pada pagi hari, banyak yang hadir pula pada pertemuan sore hari itu, termasuk orang agnostik itu, dengan alasan ingin mendengar “apa saja yang dikatakan orang cerewet ini”.
Sebelum ibadah dimulai, orang agnostik itu membawa dua buah jeruk dalam sakunya. Dalam perjalanannya ke tempat ibadah, ia melewati seorang perempuan paruh baya yang sedang berbaring di kursi geladak sambil tertidur dengan nyenyaknya. Dengan spontan, orang itu meletakkan dua buah jeruk itu ke tangan perempuan itu yang sedang terbuka.
Setelah kebaktian usai, ia melihat perempuan itu dengan senang sedang memakan sebuah jeruk yang dia berikan sebelumnya.
“Agaknya, Anda sedang menikmati buah jeruk itu”, katanya dengan tersenyum.
“Benar, pak”, jawab perempuan itu. “Bapaku amat sayang kepadaku”
“Bapamu? Aku tahu dengan pasti bahwa ayah Anda sudah meninggal!”
“Puji Tuhan”, jawab perempuan itu, “Ia sungguh hidup”
“Apa yang Anda maksudkan?”, tanya orang agnostic itu.
Perempuan itu menjelaskan, “Anda tahu, aku selama beberapa hari ini mabuk laut. Aku telah memohon kepada Tuhan, entah dengan cara bagaimana mengirimiku jeruk. Agaknya aku baru saja tertidur ketika aku sedang berdoa. Ketika aku terbangun, aku menemukan bahwa Tuhan bukan mengirim sebuah jeruk, melainkan dua buah!” Orang agnostik itu tercengang dan tak dapat berkata-kata.
Kemudian orang itu bertobat dan menjadi orang percaya.
“Ya, berdoa dalam kehendak-Nya benar-benar dijawab!”
0 comments:
Post a Comment