Wednesday, May 7, 2014

Fokus


Guru Dorna sedang melatih para Pandawa dan para Kurawa memanah. Lima orang Pandawa dan sembilan puluh sembilan Kurawa berbaris memegang busur dan anak panah. Yang menjadi sasaran adalah sebuah burung kayu yang digantung di atas pohon. Dursasana mendapat giliran pertama. Sebelum ia melepaskan anak panahnya, Dorna bertanya, "Apa yang kau lihat Raden?" Maka Dursasana pun menyahut, "Hamba melihat burung goreng yang lezat siap untuk disantap Guru." Lalu Dorna pun menjawab, "Jangan lepaskan anak panahmu, turunkan busurmu!" Tanpa bertanya, Dursasana pun mengurungkan niatnya untuk melepas anak panah dan menurunkan busurnya.

Bima mendapat giliran berikutnya. Dengan otot-ototnya yang kuat, Bima merentangkan busurnya dan siap untuk melesatkan anak panahnya. Dorna kembali bertanya, "Apa yang kau lihat Raden?" Segera Bima menjawab dengan lantang, "Hamba melihat sebuah burung kayu tergantung di atas pohon Guru." Lalu Dorna pun memberi perintah, "Jangan lepaskan anak panahmu, turunkan busurmu!" Berbeda dengan Dursasana, Bima bertanya, "Mengapa Guru?" Dorna segera menjawab, "Anak panahmu tidak akan mengenai sasaran." Bima pun menuruti perintah gurunya meskipun ia tampak kecewa.

Arjuna mendapat giliran berikutnya. Dengan sorot matanya yang tajam, ia merentangkan busur dan menarik anak panah, siap untuk dilesatkan. Dorna kembali bertanya, "Apa yang kau lihat Raden?" Arjuna pun menjawab dengan tenang, "Hamba melihat anak panah hamba ini menancap tepat di leher burung kayu itu Guru." Lalu Dorna berteriak nyaring, "Lepaskan anak panahmu Raden!" Segera Arjuna melepaskan anak panahnya. Diiringi desingan yang menderu, anak panah Arjuna itu pun melesat dengan kencang menuju sasaran dan akhirnya menancap tepat di leher burung kayu yang menjadi sasaran tersebut. Para Pandawa yang lain dan para Kurawa pun tercengang.

Mengapa Dorna melarang Dursasana dan Bima melepaskan anak panahnya sedangkan ia memperbolehkan Arjuna melepas anak panahnya? Apakah karena Arjuna adalah murid kesayangan Dorna? Bukan! Dorna adalah seorang guru yang baik, ia tahu mana yang benar dan mana yang salah untuk anak didiknya. Meskipun Dorna sayang pada Arjuna, Dorna tetap bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya. Dorna melarang Dursasana dan Bima melepas anak panah karena ia tahu mereka belum belajar dengan baik, ini tercermin dari jawaban mereka. Sebaliknya, Arjuna diijinkan melepas anak panahnya, karena Arjuna sudah memenuhi semua syarat yang dibutuhkan untuk melepas anak panah tersebut. Hal ini terbukti tidak saja dari jawabannya tetapi juga anak panah Arjuna memang benar-benar mengenai leher burung kayu tersebut.

Apa syarat yang dibutuhkan oleh seorang ksatria sebelum ia melepaskan anak panahnya? Jawabannya adalah: FOKUS. Untuk urusan memanah, Arjuna memiliki fokus sedangkan Dursasana dan Bima tidak.

Fokus adalah kemampuan untuk memusatkan semua energi yang dimiliki pada suatu sasaran tertentu dan mempertahankannya hingga sasaran tersebut tercapai.

Kunci keberhasilan dari fokus bukan terletak pada seberapa besar kekuatan yang dimiliki tetapi seberapa terpusat dan konsistennya kekuatan tersebut.

Bima dan Dursasana jauh lebih besar dan kuat dibandingkan Arjuna, tapi mereka gagal memusatkan kekuatannya secara konsisten untuk membidik burung kayu itu. Ibarat kita meletakkan selembar kertas dibawah kaca pembesar, segera kaca pembesar itu mengumpulkan sinar matahari dan membakar kertas tersebut tidak lama kemudian. Tapi jika kita menggunakan dua kaca pembesar secara bergantian, lalu tiap detik kita ganti kaca pembesar tersebut secara bergiliran, apa yang terjadi dengan kertas tersebut? Setelah berjam-jam pun, kertas tetap akan utuh, tidak terbakar. Kenapa dua kaca pembesar itu tidak bisa membakar kertas? Jawabannya karena dua kaca yang dipasang secara bergantian itu tidak bisa menciptakan fokus!

Tapi jika kaca pembesar yang dipasang hanya satu, namun kertasnya ada dua; kita letakkan kertasnya secara bergantian, tiap detik kertas yang satu lalu diganti kertas yang berikutnya, akibatnya juga sama, tidak akan ada kertas yang bisa terbakar.

Jadi, walaupun fokus, namun sasarannya yang hendak dicapai berubah-ubah, kita tetap tidak akan mendapatkan hasil. Tidak ada satupun tujuan yang bisa tercapai. Yang perlu kita ingat adalah jika diarahkan dengan benar, fokus bisa menghasilkan kekuatan yang maha dahsyat. Seperti sinar laser yang merupakan kumpulan berbagai spektrum cahaya, yang bisa membelah baja yang keras.



Apakah ada masalah-masalah yang tidak kunjung selesai dan malah bertambah? Atau sedang berusaha mencapai suatu hal dan sudah mencobanya berulang-ulang tapi masih belum berhasil mencapainya? Mulai sekarang cobalah untuk pusatkan usaha anda, singkirkan semua pengganggu, dan mulailah untuk fokus.

0 comments:

Post a Comment