Saturday, October 5, 2013

Sukacita Mendatangkan Kesembuhan

Seseorang wanita cantik berpakaian mewah suatu hari datang ke psikiater untuk konsultasi. Ia merasa seluruh hidupnya kosong tak bermakna. Psikiater itu lalu memanggil seorang perempuan tua, petugas kebersihan di kantornya: “Saya minta Bu Ana datang ke sini dan menceritakan bagaimana Ibu menemukan kebahagiaan.”

Bu Ana meletakkan sapunya, duduk di kursi dan bercerita. “Suami saya meninggal karena sakit kanker. Tiga bulan kemudian putra tunggal saya meninggal ditabrak truk. Saya tidak punya siapa pun, tak ada yang tertinggal. Saya bahkan berpikir mau bunuh diri. Lalu suatu malam, ketika pulang kerja,seekor kucing mengikuti saya ke dalam rumah. Saya memberinya susu, yang langsung habis diminum. Anak kucing itu mengeong dan mengusapkan badannya ke kaki saya. Untuk pertama kalinya dalam bulan itu, saya bisa tersenyum.

Saya lalu berpikir, jika membantu anak kucing bisa membuat saya tersenyum, mungkin melakukan sesuatu untuk orang lain bisa membuat saya bahagia. Jadi, hari berikutnya, saya membuat kue dan membawanya ke tetangga yang sakit, yang terbaring di ranjang dan tak bisa bangun. Setiap hari saya mencoba melakukan sesuatu yang baik kepada seseorang. Melihat mereka bahagia membuat saya bahagia. Hari ini rasanya tidak ada orang yang bisa makan lahap dan tidur pulas seperti saya. Saya menemukan kebahagiaan dan kesembuhan dengan memberikan suka cita kepada orang lain,” kisah Bu Ana.

Sesudah mendengar cerita ini, perempuan kaya itu menangis. Ia punya segala sesuatu yang bisa dibeli dengan uang, tapi dia kehilangan hal-hal yang baik yang tak bisa dibeli uang.

Sabahat, kita sering lupa dengan sumber suka cita yang sejati. Kita perlu menemukan sumber suka cita sejati.

Harta memang dibutuhkan dalam hidup ini, tapi bukan segala-galanya. Sebanyak apa pun harta di dunia, tidak dapat dibawa mati. Alangkah sia-sianya jika Anda memiliki seisi dunia ini, tapi kehilangan nyawa.

Sahabat, jika Anda mengalami keadaan yang sulit, belajarlah menerima keadaan tersebut, fokuslah kepada bagian yang lebih penting, yang harus diperhatikan dan dikerjakan. Berhentilah mengasihi diri sendiri dengan beban hidup yang dirasa berat. Andalkanlah Tuhan, dan lakukan bagian Anda dengan tekun dan rajin. Tuhan pasti melakukan bagian-Nya.

0 comments:

Post a Comment