Saturday, March 23, 2013

Gereja Pioneer Munson Diresmikan


Created on Monday, 18 March 2013 02:27

Munson Memorial Church“Kami tiba di Emmahaven, pelabuhan laut di Padang, menumpang kapal uap  Prins Hendrik, dan seketika itu menemukan salah satu tempat yang sangat mempesona di daerah tropis ini...”
Itulah cuplikan surat yang ditulis oleh Pdt. Ralph Waldo Munson kepada pimpinan gereja Advent di Uni Australia, beberapa saat setela dia bersama keluarga tiba di Indonesia pada tahun 1900.
Kedatangan keluarga Munson dengan lima anak mereka menandai pertama kalinya pekabaran Advent masuk ke Indonesia yang kala itu bernama Hindia Belanda. Di tengah penduduk saat itu yang berjumlah 25,000 orang, keluarga Munson mendirikan sekolah bahasa Inggris untuk kalangan Tionghoa. Sekolah ini menjadi sumber penghasilan mereka selama di Padang.
Bibit kebenaran ditanam kepada para kenalan keluarga Munson, teristimewa kepada siswa dan keluarga Tionghoa. Banyak diantara mereka tertarik kepada ‘pekabaran tiga malaikat’ dan rindu bergabung menjadi Kristen tapi menghadapi kendala.
Tidak ada bangunan gereja Advent.
“Bagaimana kami tahu bahwa pekerjaan Advent akan permanen di sini?,” Tanya Nyonya Sarah kepada Pdt Munson, simpatisan usia 75 tahun. “Kalau saya mati, siapa yang akan kuburkan saya?”
Munson semakin menyadari pentingnya bangunan gereja yang permanen, sehingga dalam surat penggalangan dana ke kantor pusat Advent di Australia ia tegaskan, “kalau mereka melihat bangunan gereja, iman dan keyakinan mereka akan dikuatkan.”
Untuk itulah keluarg Munson menggalang dana, menulis surat ke banyak pihak bahkan sampai menjual traktat dan kutipan kutipan Alkitab, untuk membangun sebuah gereja kecil.
Tanggal 24 September 1904, persembahan khusus Sekolah Sabat sedunia dikumpukan untuk membantu pembangunan gedung gereja ini. Tak berapa lama kemudian, berdirilah sebuah bangunan gereja kecil di pesisir pantai pulau Sumatera ini; sebuah rumah ibadah yang kokoh hingga tahun 2009, ketika kota Padang dilanda gempa yang dahsyat.
Lebih dari satu abad setelah Munson mendirikan gereja tersebut, maka pada tanggal 8 Februari 2013, pada lokasi yang sama telah diresmikan gedung gereja yang baru yang megah, diberi nama Munson Memorial Church untuk mengenang jasa pelayanan misi Pdt. Munson dan keluarganya. 
Dalam acara peresmian yang dihadiri oleh jajaran pimpinan UIKB dan Daerah Sumatera Kawasan Tengah ini, tampak juga para tamu undangan dari Bimas Kristen dan para pimpinan denominasi Kristen setempat.
Dalam khotbah peresmian, Ketua GMAHK Uni Indonesia Kawasan Barat, Pdt. Dr. J. S. Peranginangin menegaskan betapa pentingnya ‘rumah Tuhan’ ini menjadi tempat pemulihan dimana umat-Nya dituntun untuk datang menyampaikan keluh kesah dan juga bersyukur sebagaimana dicatat dalam Mazmur 43:3-4.
“Kita mempunyai banyak persoalan hidup, jadi kalau kita mau mengeluh mari datang ke rumah Tuhan,” kata Pdt Peranginangin. 
Ia juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pada donatur yang sudah bekerja keras dibalik keberadaan gedung baru ini.
“Terima kasih kepada keluarga Sendra  Gunawan atas kedermawanannya, juga kepada Marbun bersaudara bersama para donator lainnya.”
Bangunan gereja ini dibangun dengan asritektur masa kolonial, lengkap dengan daun jendelayang lebar, kolom tiang yang tegas serta daun pintu yang menjulang tinggi. 
Pimpinan gereja setempat, Pdt. M. Limbong menyatakan rasa syukur dan berpesan agar momen peresmian gereja ini menjadi motivasi untuk semakin membina persatuan dan semangat pelayanan. Jemaat di Padang memiliki keanggotaan sekitar 120 orang dan merupakan bagian dari daerah pelayanan Sumatera Kawasan Tengah. 
Siang itu dilakukan penandatanganan prasasti, pengguntingan pita serta napak tilas oleh rombongan undangan dipimpin oleh Bapak Walikota Padang, Fauzi Bahar.


0 comments:

Post a Comment